Berita Terkini Headline Animator

selamat datang di Blog'e Kang Yitt ...

Bagaimana Dekat Dengan Allah

Jika demikian apakah kita dapat mengenal-Nya ? bisa! tetapi pengenalan dimaksud adalah pengenalan khusus. Dalam konteks ini sekali lagi kita merujuk kepada Al-Ghazali. Tulisnya “
“Seandainya ada yang berkata bahwa “Saya mengenal Allah” ucapannya dapat benar, sebagaimana dapat juga berkata ” saya tidak mengenal Allah”. Walaupun yang satu menetapkan dan yang lain menampikan, namun keduanya dapat benar jika masing-masing dilihat dari sisi yang berbeda. Sperti jika ada yang bertanya “Apakah anda mengenal Abu Bakar Asshidiq? kemudian yang ditanya menjawab “Abu Bakar bukanlah seorang yang tidak dikenal, bukankah namanya begitu populer, bukankah dimimbar mesjid beliau sering disebut?” jawaban ini benar. Tetapi jika ada yang menjawab “Siapa say, sehingga dapat mengenal beliau? Tidak ada! tak ada yang dapat mengenal “shiddiq” kecuali shiddiq seperti dia atau yang melebihinya.

Bagaimana mungkin saya mengaku mengenalnya atau berharap dapat mengenalnya? Orang seperti saya hana mendengar namanya atau sifatnya. Adapun mengaku mengenalnya maka itu adalah sesuatu yang mustahil. Jawaban ini pun bisa benar.Contoh lain menurut al-Ghazali adalah,bila ada yang menyodorkan kepada seseorang yang berakal suatu artikel yang baik kemudian bertanya ” Apakah anda mengenal penulisnya?” Jawaban “Tidak” untuk pertanyaan ini dapat benar, namun bila “Ya” pun dapat benar, dalam arti bahwa yang menjawab demikian mengenal penulisnya sebagai seorang yang hidup mendengar dan melihat, berkemampuan dan berpengetahuan tentang tulis baca, walau secara pribadi ia tidak mengenalnya. Ia hanya mengenal bahwa untuk menulis artikel semacam itu dibutuhkan adanya penulis yang memiliki sifat-sfat diantara lain sebagaimana disebut di atas,karena kalau tidak mana mungkin artikel tersebut dapat terbaca. Demikian juga dengan pengenalan kepada Allah. kita hanya mengetahui kebutuhan alam raya ini kepada satu eujud yang memiliki sifat-sfat tertentu.
Ketika Rasul Saw. memulai dakwahnya yang pertama beliau lakukan adalah memperkenalkan Tuhan Yang Maha Esa, sambil meluruskan kekeliruan dan kesesatan masyarakat Jahiliyah. Bahkan perintah Iqra pada wahyu pertama mengandung pengenalan kepada Allah dalam perbuatan dan sifat-Nya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang mencipta” (Qs. Al-Alaq 96:1)”Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (Qs. Al-Alaq 96 : 3)
Buku : Menyingkap Tabir Ilahi
Pengarang : M. Quraish Shihab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar